Perubahan


Hari ini selesai membaca sebuah buku kecil berjudul

“Kearifan Purbakala Untuk Abad Baru [Feng Shui] Rahasia-rahasia keharmonisan.”

Buku ini memperlihatkan bagaimana pengetahuan dari zaman dahulu bisa digunakan untuk meningkatkan kesehatan yang positif dan kebahagiaan pribadi. Teori feng shui berkembang dari sebuah kitab I-Ching – kitab tentang perubahan. Teori perhitungan feng shui mengandung “semangat” atau “roh” suatu tempat mempengaruhi kebugaran kita, segala aspek kehidupan, mulai cara kita mengatur mebel sampai waktu yang terbaik untuk memulai suatu perjalanan. Feng Shui bisa juga digunakan untuk meningkatkan mawas diri dan peruntungan yang baik.

Mayoritas orang yang mengerti feng shui menggunakan rumusan kompleks ini sebagai sarana menghitung-hitung peruntungan, dari bisnis, pindah rumah, mencari tanah, pekerjaan, hingga masalah keluarga. Ada seorang koko yang saya kenal baik. Ia juga adalah seorang pakar/ahli feng shui. Sering di panggil orang untuk melihat feng shui dan memberikan nasehat-nasehat yang berharga. Seorang koko yang sangat rendah hati, Ia sering dengan bercanda menyebut dirinya sebagai “cowo panggilan”. Melihat koko saya yang begitu sibuknya di panggil-panggil, mungkin merupakan salah satu bukti bahwa banyak orang memerlukan feng shui. Ada kebutuhan mengetahui apa yang kecanggihan teknologi, perhitungan ekonomi masa kini, dan media-media lain tidak dapat menjelaskan yaitu perhitungan perubahan alam berdasar tanggal, jam kelahiran seseorang dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Rumusan dalam feng shui sangat membantu menjelaskan semua dan banyak hal lainnya.

Sekarang ini gaya hidup perkotaan yang individualistik dan hiruk pikuk, hidup mulai tidak harmonis. Semua serba instan dan tak terkendali, banyak aliran-aliran chi di rumah yang tidak mengalir lancar. Rumah masa kini, bukan lagi sebagai tempat tinggal, tetapi dalam istilah saya hanya sebagai tempat singgah.

Jika diperhatikan dari lingkungan sekitar yang saya tinggali. Rumah, kebanyakan ditinggali oleh pembantu. Pembantulah yang sesungguhnya menikmati segalanya, sedangkan majikannya sibuk dengan pekerjaan di luar, anak-anak sekalipun kebanyakan aktivitas diluar rumah seperti les, pergi dengan teman, dll. Kebanyakan waktu para pemilik rumah dihabiskan diluar rumah, adapun yang sebagian besar menghabiskan waktu di jalanan padat perkotaan.

Lalu apa gunanya kita memperbaiki feng shui rumah, jikalau memang kita tak pernah tinggal di dalam rumah? Ada sebuah istilah bahwa apa yang ada diluar mempengaruhi apa yang ada di dalam. Jika kita sedang stress dengan pekerjaan, pertikaian keluarga, ataupun tekanan hidup lalu ketika kita masuk ke dalam aula tempat sembahyang. Baru menginjakkan kaki ke dalam ruangan itu saja sudah membuat kita cukup lega. Mengapa? karena ruangan itu terasa lega, udaranya enak, chi-nya mengalir dan tanpa beban. segera dengan mudah kita agak lupa dengan masalah yang sedang kita hadapi, walaupun memang belum sepenuh selesai. Inilah kondisi yang dimaksud ketika yang di luar mempengaruhi apa yang ada di dalam.

Nah, masalahnya ketika rumah kita sudah indah dan sesuai dengan aturan feng shui ini dan itu, dan semua pantangan pun sudah ditangkal dengan ini dan itu. Tetapi gaya hidup kita yang hanya melulu sibuk dengan yang di luar tanpa pernah mengurus apa yang ada di dalam (diri kita) sikap kita, pikiran kita.

Pernah suatu kali saya sangat memerlukan liburan. Pada saat itu saya sedang menghadapi masalah yang bagi saya sungguh berat untuk dipikul, sudah tidak ada solusinya jika terus dipikirkan saya bisa menjadi buntu, mungkin gila atau setidak mungkin bisa bunuh diri. Yang ada di pikiran saya adalah berlibur ke pantai/pulau, ataupun ke tempat-tempat yang dapat membuat pikiran saya menjadi lebih tenang dan harmonis. Saya ingat ketika itu, sang healer dari London yang mengatakan kepada saya bahwa ” berlibur keluar bukanlah solusi. yang kamu butuhkan adalah diam.” kemudian dia melanjutkan”kemanapun kamu pergi, dimanapun kamu berada, seenak apapun kondisimu, jika pikiran hitammu itu terus kau bawa, kau tetap berada dalam neraka ciptaanmu. Liburan tidaklah perlu harus keluar dari rumahmu. kamu bisa saja duduk sebentar dengan meneguk teh di teras melihat tamanmu dengan pikiran yang harmonis.”

Begitulah kira-kira yang saya ingat. Bahwa Rumah sesungguhnya yang adalah diri kita ini harus sering-sering di benahi dulu. Kemudian yang di luar pun akan mengikuti apa yang ada di dalam. Jika kita hidup dengan teratur, mengembalikan segalanya pada tempatnya. rumah kita akan rapi dan terawat. Itulah yang kemudian menjadikan aliran chi baik mengalir dengan baik.

Ikutilah perubahan arah angin. Semua ini selalu berubah. Hari ini dan kemarin pun berubah. Anicca.

About purewater

Love every water element: mist, dew, ocean, river, philosophy, art, music, sports, spirituality, etc
This entry was posted in Books and tagged , , , . Bookmark the permalink.

1 Response to Perubahan

  1. Chris Martin says:

    Cerita yang menarik, memberikan inspirasi dan pandangan yang dalam akan fungsi dari rumah dan manfaat dari Feng Shui.

    Dalam hidup manusia terdapat banyak hal atau aspek yang dapat menunjang bahagia atau tidaknya manusia, Salah satunya adalah Feng Shui itu, yang merupakan seni dari tata letak ruang dan bangunan. Namun yang lebih menarik lagi, berada di rumah, memandang rumah dengan “pikiran yang harmonis”, Ide yang sangat baik. Karena walaupun punya rumah yang megah, mewah, aliran yang bagus, dan indah, namun kalau pikirannya tidak dapat di jaga maka rumah hanya akan menjadi tempat singgah dan bukan lagi menjadi tempat tinggal.

    Diri akan mempengaruhi apa yang ada di sekelilingnya, dan apa yang ada di sekelilingnya (rumah, kantor, tempat usaha, alam, dan orang-orang lain) akan mempengaruhi diri. Mana yang lebih kuat akan mempengaruhi yang lebih lemah. Apabila semua dapat dijaga dengan baik maka kebahagiaan akan lebih mudah diraih.

    Harmonis dengan diri sendiri, harmonis dengan lingkungan sekitar, harmonis dengan alam semesta.

Leave a comment